MENULIS DENGAN MUDAH
Writing is Easy??? Menulis itu semudah berkata, semudah bernafas, semudah kita menggerakkan kaki mengikuti irama.
MEMBUAT SAYA MAKIN TERTARIK DAN PENASARAN BAGAIMANA MENULIS ITU
Narasumber malam ini Prof. Ngainun Naim adalah pemerhati sastra yang merupakan Dosen pendidik di sebuah Perguruan Tinggi Negeri dan sekaligus sebagai kyai. Beliau sudah banyak menghasilkan banyak buku.
Moderator malam ini dalah Bunda Lely merupakan hasil dari tim solid Om Jay yang berprestasi dan beliau sudah menuliskan secara eksklusif biografi Om Jay dalam bentuk 2 buku solo.
MUDAHKAH MENULIS ITU?
Pertanyaan yang sering saya tanyakan dalam hati dulu. Membuat jari - jari menari di atas kertas maupun gadget kita dimana pun kita berada. Susahkah itu?
MENULIS ITU MUDAH
Semudah :
Membalikkan telapan tangan
Semudah mengedipkan mata
Semudah tersenyum bahkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010: 1497), pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan ide si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud penulis dapat diketahui banyak orang melalui tulisan yang dituliskan.
Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3) menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya.
Menulis merupakan bahasa, bahasa tulis yang digunakan untuk menyampaikan aap yang ingin kita sampaikan kepada mereka - mereka yang kita inginkan.
Kelas di mulai Prof . Ngainun dengan sebuah pertanyaan.
Bagaimana cara menulis itu?
Caranya satu yaitu dengan menulis.
Apa yang mau ditulis?
(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami, yang kita alami sehari - hari. Kita akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami.Tinggal kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan.
(2). Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit.
Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran.
Keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas.
(3). Terus saja menulis
(4). Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu.
Endapkan dulu, dan baca lagi tulisan pada sore atau hari berikutnya kemudian edit lagi tulisan yang sudah di buat.
(5). Baca ulang tulisan 1 atau 2 kali kemudian minimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Karen tulisn kita adalah rekam jejak kita.
(6). Pergilah rekreasi , kemudian tulislah.
https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html
(7). Terapkan menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL. Sedikit demi sedikit.
(8). Bisa dengan menerapkan target menulis setiap hari. Prof. Ngainun mencontohkan apa yang Beliau targetkan setiap harinya 1 - 2 paragraf:
- Untuk blog atau Kompasiana, menarget 3-5 paragraf.
- Untuk artikel jurnal, menarget 1 paragraf.
- Pagi menulis artikel jurnal 1 paragraf.
- Sampai di kantor menulis untuk blog.
MENULISLAH SETIAP HARI SEPERTI NGEMIL KACANG
SEDIKIT SEMI SEDIKIT LAMA - LAMA MENJADI BUKIT
Tiba pada sesi tanya jawab :
1. Mau tanya Bu, saya Dewi dari Seruyan Kalteng. Kadang banyak orang yang menganggap menulis itu susah dengan barbagai macam alasan, bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang2 disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. Terimakasih.
Jawab :
Baik. Pertanyaan menarik dari Bu Dewi di Kalteng. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.
2. Evridus Mangung- dari NTT
Menulislah hal-hal sederhana. Ini pernyataan yang keren dari narsum malam ini. Pertanyaannya adalah bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.
Jawab :
Terima kasih. Saya cukup sering membaca puisi beliau. Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.
3. Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim. Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?
Jawab :
Langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.
Dulu saya berjalan saat kecil itu juga dipaksa oleh orang tua. Sekarang benar-benar mudah. Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari.Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.
4. Farida Lisanti
Kab. Musi Rawas
Assalamu'alaikum. Prof. π melihat 2 blog yang dikirim, saya melihat dari segi penulisan. EYD dan rapi pada blog yang ke 2, dibanding blog 1. dan perbandingan di kompasiana.
Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.ππππ
Terima kasih
Waalaikumsalam π
Jawab :
Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.
5. Lawan terbesar penulis Β³n waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?
Jawab :
Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?
6. Pertanyaan ke 6 (Toto - Kota Bekasi)
Assalamu'alaikum, mohon izin bertanya, Prof.
Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya?
Terimakasih Bu Lely yang baik hati dan tidak sombongππΌ
Jawab :
Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. Paragraf satu: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?
1). Paragraf 2: Menulis yang dialami.
2). Paragraf 3: Menulis Perjalanan
Dan seterusnya...
3). Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana.
(4). Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL
7). Saya Sri Mulyati dr Cirebon...klau kita menulis setiap hari secara Ngemil...apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku???mksh π
Jawab :
Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulanSaya Eka Yulia dari Kalteng, titip pertanyaan untuk Prof. Ngainun.π
Jawab :
Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming?
Hatur nuhuun.
Jawab :
Waalaikumsalam. Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.
9. Nurkhotijah dari Wonosobo
Ijin bertanya
Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?
Jawab : Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.
10. Assalamu'alaikum. Saya Rahman Dari Sumenep Madura. Ijin bertanya Prof. Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. Terima kasih
11. Hilman_Kep. Babel
Izin bertanya Prof.
Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai _tuh_ tulisan....
: Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut prof
Jawab :
Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba
12. saya Candra dari JAKARTA
saya ingin bertanya Prof ..Apakah metode menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula .
Jawab :
Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cu wwwkup efektif. Bisa simak jawaban saya untuk pertanyaan ke enam.
13. Assalamu'alaikum Prof, bunda...
Saya Afida dari Sampang
Izin bertanya nggih....
Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?
Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?
Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?
Jawab :
Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa
14. Nama : Nurmiati dari Temanggung
Pada pemaparan materi yang telah disampaikan Prof kita pada awalnya menulis bebas saja, Pertanyaannya saya (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain?
(2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?
Terimakasih atas jawabannya Prof.
Jawab:
Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. KApan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. (2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online.
https://scholar.google.co.id/
https://www.mendeley.com/
https://www.academia.edu/
Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama.
15. Saya Dyah dari Kabupaten Bandung Barat
saya penulis pemula, jadi masih banyak rasa takut untuk memposting tulisan di blog, apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung dsb
Jawab :
Sepanjang tulisan itu karya kita yang tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Saya sudah kenyang kritikan dan review. Justru itu, menurut saya, jalan untuk maju.
16. Ari Susanah dr SMPN 5 Tambun Selatan kab Bekasi.
Dulu saya semangat sekali untuk menulis, dari ketika anak saya baru satu, dan ketika itu status saya masih guru honorer, ide saya selalu muncul tentang artikel parenting dan dongeng anak. Saya juga sudah menulis dua buku tunggal dan 18 buku antologi dengan tim komunitas penulis kab Bekasi. Saya juga pernah menjadi editor. Namun sekarang ini setelah saya diangkat menjadi ASN PPPK, saya sibuk dengan pekerjaan, tidak ada motivasi di lingkungan kerja tentang kepenulisan, dan juga saat ini saya dikaruniai 5 orang anak yg semuanya masih di bawah umur. Ide saya selalu muncul, tapi saya kehabisan waktu dan tenaga untuk menulis. Bagaimana cara untuk mempertahankan ide?Supaya tidak lupa.
Jawab :
Segera eksekusi. Manfaat jeda waktu. Jaga semangat. Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup.
17. Assalamualaikum saya sugiharto dari MAN 1 brebes, izin bertanya prof. Sebaiknya kita menulis dulu baru menentukan judul, atau menentukan judul baru menulis? Terimakasih.
Jawab :
Tidak ada patokan. Kondisional.
18. Saya agustin dari Jakarta,
Setiap perjalanan kita bisa tuliskan... Spt yg disampaikan prof.
Prof... Apakah tulisan yg kita tuliskan harus mengalir begitu saja dengan melihat apapun? Lalu, haruskah tulisan kita ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca?
Karena, banyak tulisan yg sy baca, kosong seperti tulisan saya prof. π€π€π€
Bagaimana Prof menanggapinya?
: Ini sy nitip pertanyaan ya bun buat prof. πππ
Jawab :
Jawabannya panjang. Silahkan baca artikel saya ya mbak.
https://www.spirit-literasi.id/2022/11/strategi-menulis-tentang-perjalanan.html
19. Suhaimi.
Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal.
Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit. Jurnal sudah pasti bisa.
Terimakasih.
Jawab :
Baca artikel saya ini : https://www.spirit-literasi.id/2022/09/slot-dan-waktu-terbit.html
20. Assalamualaikum ..
Mohon izin bertanya Prof.
1. Banyak sekali yang ingin saya tulis, dan kalimat demi kalimat sudah berlalu lalang di kepala....tapi untuk menuangkan menjadi tulisan sulit rasanya.
Lalu dipaksa untuk menulis namun kalimatnya jadi tidak runtut.
Bagaimana cara mengatasinya ?
2. Kalau kita menulis kegiatan orang lain, atau pengalaman hidup orang lain , apakah dalam etika menulis itu dibolehkan.?Apakah ketika kita menuliskannya disebutkan nama , tempat dll nya ....seperti sebuah berita?
Ataukah bisa kita ubah menjadi cerita fiksi ?( Namanya disamarkan )π₯°
Wassalamualaikum
Terimakasih banyak
ππ»ππ»
Jawab :
1. (1) Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing.
2. Sebaiknya ijin.
21. (1) Menulis itu ada tahapan setelah menuangkan ide dalam kalimat, yaitu EDITING. Di sini tugas kita merapikan yang tidak runtut. Menyambungkan yang tidak nyambung. Jadi kalau saat menulis masih kacau tidak apa-apa. Nanti kita perbaiki saat editing.
Jawab :
Baca jurnal :
https://www.spirit-literasi.id/2022/09/kunjungi-jurnal-tujuan.html
https://www.spirit-literasi.id/2022/09/penyebab-penolakan-artikel-jurnal.html
https://www.spirit-literasi.id/2022/09/dari-lima-belas-menit-hingga-lima-belas.html
22. Assalamualaikum....Wahyuning dari Jakarta... ngemil menulis sering saya lakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku, saya malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan tersebut? Terima kasih. Salam hormat pak Yaiππ»
Jawab :
Waalaikumsalam. Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum.
Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan.
lalu cicil secara ngemil
jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku.
23.HR. Utami_Semarang_tanya: Kita sering mendapatkan motivasi serupa ini ya, 'Menulis Itu mudah', "Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi' (mantra sakti OmDok Jay. 'Mulailah dari yang sederhana, yang dilihat, dialami", dan banyak lagi. Persoalannya, menuangkan begitu saja, kemudian published apa bisa dilakukan terus menerus. ASpa tidak perlu mengoreksi bahasa (diksi, dan perangkat bahasanya? Jika bukan kita yang merawat bahasa kita, siapa lagi? lama-lama bahasa Indonesia bisa rusak dong. Bagaimana, Prof.? Matur nuwun.πβΊοΈ
Jawab :
Menulis setiap hari bukan berarti tanpa editing. Ibu bisa simak penjelasan saya di atas. Aspek yang penting dari menulis itu adalah kemampuan mengeluarkan ide dan gagasan menjadi tulisan. Ini jangan dipagari dulu dengan teori ini dan itu. Berani dulu. Artinya, ini tahapan yang belum selesai. Nah, setelah tulisan jadi, baru diedit. Itu dua hal berbeda. Jika menulis itu diawali dari harus begini, harus begitu, maka jadinya kayak mahasiswa yang menulis skripsi itu. Takut salah. Takut ini itu. Jadinya ya nggak jadi-jadi.
24. Assalamu'alaikum,
Saya ahmad Fatch
Dari bekasi
Mohon maaf Prof ngainun naim.
Dari penjelasan Prof, itu sepertinya sangat mudah, tetapi kenyataan kita kesusahan untuk memulai nya, bagaimana cara menghilangkan rasa takut, dan malas pada diri kita?
Karena kebanyakan merasa takut tulisan nya jelek, takutnya tulisanya tidak ada yang baca, takut tulisannya tidak besumber, mohon pencerahannya Prof! Terima kasih sebelum dan sesudahnya.
Jawab :
Awalnya dipaksa. Lawan ketakutan. Jika tidak dipaksa, tetap tidak akan bisa. Bangun komitmen menulis setiap hari. Jika mampu komitmen selama tiga bulan, nanti bisa menjadi tradisi. Selamat mencoba.
25. : Mohon maaf mau bertanya, bagaimana agar ketika menulis kegiatan sehari-hari atau peristiwa yang kita alami, bisa lebih berwarna dan tidak membosankan saat dibaca. Mksh
Sri Rejeki Yogyakarta
Matur nuwun bu Lilyπ
Jawab :
Waalaikumsalam. Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa
Lengkap kap, gercep
ReplyDeleteMantap siap bungkus..π₯°
ReplyDeleteGercep keren
ReplyDeleteLengkap.
ReplyDeleteSilakan berkunjung
https://rambawani-menujucinta-nya.blogspot.com/2023/01/mari-menulis-manis.html