IMPLEMENTASI SOSIALISASI BUDAYA POSITIF
Kelas Public Speaking pada hari senin, tanggal 20 Januari 2023 pukul 19.30 menghadirkan Omjay yang berbagi tentang budaya positif
BUDAYA POSITIF
Ada 6 Budaya positif yaitu:
1). Perubahan paradigma stimulus respon
2). Konsep Disiplin Positif
3). Keyakinan kelas
4). Pemenuhan 5 Kebutuhan Dasar Manusia
5). Lima Posisi Kontrol
1). Perubahan paradigma stimulus respon
Perubahan paradigma stimulus respon,
Untuk membangun budaya yg positif,
sekolah perlu menyediakan lingkungan
yang aman, dan nyaman agar siswa mampu
berpikir, bertindak, dan mencipta dgn
merdeka, mandiri, dan bertanggung jawab.
Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang
adalah bentuk disiplin yang dijalankan
selama ini di sekolah kita
2). Konsep Disiplin Positif
Merupakan unsur utama dalam terwujudnya
budaya positif yg dicita-citakan di sekolah. Kalau
siswa bisa disiplin, pasti bisa belajar.
• Mendisiplinkan siswa adalah bagian yg paling
menantang. Ketika mendengar kata “disiplin”,
Kebanyakan org akan menghubungkan kata
disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan
pada peraturan.
Ada 3 macam motivasi perilaku manusia
1. Untuk menghindari
ketidaknyamanan atau hukuman,
2. Untuk mendapatkan imbalan atau
penghargaan dari orang lain,
3. Untuk menjadi orang yang
mereka inginkan dan menghargai
diri sendiri dengan nilai-nilai yang
mereka percaya.
3). Keyakinan kelas
Dalam pembentukan keyakinan kelas,
1. Keyakinan kelas bersifat lebih ‘abstrak’ daripada
peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
2. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan
universal.
3. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat
dalam bentuk positif.
4. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu
banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami
oleh semua warga kelas.
Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat
diterapkan di lingkungan tersebut.
6. Semua warga kelas hendaknya ikut
berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
7. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari
waktu ke waktu. Perlu diciptakan dan disepakati
adalah keyakinan-keyakinan atau prinsip-prinsip
dasar bersama warga kelas. Salah satu yang
telah disepakati yaitu budaya malu, dengan
kesepakatan “ Saya malu jika”
4). Pemenuhan 5 Kebutuhan Dasar Manusia
Semua tindakan yg dilakukan di kelas harus dapat menciptakan sebuah
lingkungan positif, aman dan nyaman. Dari keyakinan kelas yg telah
disepakati bersama akhirnya terbentuklah budaya positif.
Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan
adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.
Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita
sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu
1) Kebutuhan untuk bertahan hidup (survival),
2) Cinta dan kasih sayang (love and belonging) Kebutuhan untuk diterima,
3) Kebebasan (freedom) kebutuhan akan pilihan,
4) Kesenangan (fun) kebutuhan akan rasa senang,
5) Penguasaan (power) kebutuhan pengakuan atas kemampuan.
Ketika seorang siswa melakukan suatu perbuatan yg bertentangan dgn
nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya
dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka.
• Siswa kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Tentunya
sebagai guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal yang bermakna dan
nilai-nilai kebajikan yang hakiki ke dalam dunia berkualitas mereka.
• Bila guru dapat membangun interaksi yang memberdayakan dan
memerdekakan siswa, maka siswa akan meletakkan dirinya sendiri
sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka
menghargai nilai-nilai kebajikan
5). Lima Posisi Kontrol
Melalui serangkaian riset dan bersandar pada teori Kontrol Dr.
William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol
yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan
dalam melakukan kontrol. Kelima posisi kontrol tersebut
adalah:
1. Penghukum (Hukuman fisik atau verbal) “Patuhi tata tertib”
2. Pembuat Orang Merasa Bersalah (Biasanya guru
menyampaikan dengan suara yang lembut. “Bagaimana
kalau orang tuamu tahu”
3. Teman (Guru memposisikan sebagai teman) “Ingat tidak
bantuan bapak selama ini
4. Monitor (Pemantau/mengawasi) “apa yang telah kamu
lakukan?”
5. Manajer (mempersilahkan murid untuk
mempertagungjawabkan perilakunya dan mencari
solusinya
6). Segitiga Restitusi
Restitusi adalah proses menciptakan kondisi
bagi siswa untuk memperbaiki kesalahan,
langkah-langkahnya yaitu
1) Menstabilkan Identitas (Kita semua akan
melakukan hal terbaik yang bisa kita
lakukan),
2) Validasi Tindakan yang Salah (Semua
perilaku memiliki alasan)
3) Menanyakan Keyakinan (Kita semua
memiliki motivasi internal)
Sesi tanya jawab :
1. Pada awal pembelajaran biasanya kita membuat kontrak dengan siswa. Bagaimana kita menghadapi murid yang melanggar ?
Jawab :
Di dalam pembelajaran pasti akan tejadi hal - hal yang tidak diinginkan. itulah pentingnya dilakukan refleksi di kelas untuk melakukan sharing dengan siswa, dan pentingnya guru untuk berdiskusi dengan teman sejawat utuk mencari solusi bersama.
Comments
Post a Comment